MechaKuchan b0arD
Ini adalah catatan gila yg mgkin bagi Anda yg mbacanya akn mnjadi sbuah inspirati0n or mnjadi doktrin hahhahahaaaGs :P sMoga tDk diare indeHoy stelah baca bL0g gw b0n appetit!!   
Jumat, 16 Mei 2008
DEFINISI NDESO
Deso (baca ndeso) itulah sebutan untuk orang yang norak, kampungan,
udik, shock culture, countrified dan sejenisnya. Ketika mengalami atau
merasakan sesuatu yang baru dan sangat mengagumkan, maka ia merasa
takjub dan sangat senang, sehingga ingin terus menikmati dan tidak ingin
lepas, kalau perlu yang lebih dari itu. Kemudian ia menganggap hanya dia
atau
hanya segelintir orang yang baru merasakan dan mengalaminya. Maka
ia mulai atraktif, memamerkan dan sekaligus mengajak orang lain untuk
turut merasakan dan menikmatinya, dengan harapan orang yang diajak juga
sama terkagum-kagum sama seperti dia.

Lebih dari itu ia berharap agar orang lain juga mendukung terhadap
langkah-langkah untuk menikmatinya terus-menerus. Hal ini biasa, seperti
saya juga sering mengalami hal demikian, tetapi kita terus berupaya
untuk terus belajar dari sejarah, pengalaman orang lain, serta belajar
bagaimana ca ranya tidak jadi orang norak, kampungan alias deso.

Semua kampus di Jepang penuh dengan sepeda, tak terkecuali dekan atau
bahkan Rektorpun ada yang naik sepeda datang ke kampus. Sementara si
Pemilik perusahaan Honda tinggal di sebuah apartemen yang sederhana.
Ketika beberapa pengusaha ingin memberi pinjaman kepada pemerintah
Indonesia mereka menjemput pejabat Indonesia di Narita.
Dari Tokyo naik
kendaraan umum, sementara yang akan dijemput, pejabat Indonesia naik
mobil dinas Kedutaan yaitu mercy.

Ketika saya di Australia berkesempatan melihat sebuah acara seremoni
dari jarak yang sangat dekat, dihadiri oleh pejabat setingkat menteri,
saya tertarik mengamati pada mobil yang mereka pakai merk Holden baru
yang paling murah untuk ukuran Australia . Yang menarik, para pengawalnya
tidak terlihat karena tidak berbeda penampilannya dengan tamu-tamu,
kalau tidak jeli mengamati kita tidak tahu mana pengawalnya.

Di Sidney saya berkenalan dengan seorang pelayan restoran Thailand . Dia
seorang warga negara Malaysia keturunan Cina, sudah selesai S3, sekarang
lagi mengikuti prog ram Post Doc. Dia anak serorang pengusaha yang kaya
raya. Tidak mau menggunakan fasilitas orang tuanya malah jadi pelayan.
Dia juga sebenarnya dapat beasiswa dari perguruan tingginya.

di Jepang kita tidak akan melihat orang pakai HP Communicator.
Dan setelah saya baca koran ternyata
konsumen terbesar HP communicator adalah Indonesia . Sempat berkenalan
juga dengan seorang yang berada di stasiun kereta di Jepang, ternyata
dia anak seorang pejabat tinggi negara, juga naik kereta. Yang tak kalah
serunya saya juga jadi pengamat berbagai jenis sepatu yang di pakai
masyarakat Jepang ternyata tak bermerek, wah ini yang deso siapa yaa?

Sulit membedakan tingkat ekonomi seseorang baik di Jepang atau di
Australia , baik dari penampilannya, bajunya, kendaraannya, atau
rumahnya. Kita baru bisa menebak kekayaan seseorang kalau sudah tahu
pekerjaan dan jabatannya di perusahaan. Jangan-jangan kalau orang Jepang
diajak ke Pondok Indah bisa pingsan melihat rumah segitu gede dan
mewahnya. Rata-rata rumah di sana memiliki tinggi plafon yang bisa
dijambak dengan tangan hanya dengan melompat. Sehingga
duduknyapun banyak yang lesehan.
_
Sampai akhir hayatnya Rasulullah tidak membuat istana Negara dan Benteng
Pertahanan (khandaq hanyalah strategi sesaat, untuk perang ahzab saja),
padahal Rasulullah sudah sangat mengenal kemewahan istana raja-raja
negara sekelilingnya, karena beliau punya pengalaman berdagang. Ternyata
beliau tidak menjadi silau terus ikut-ikutan latah ingin seperti
orang-orang. Lalu dimana aktivitas kenegaraan dilakukan? Mengingat
beliau sebagai kepala negara. Jawabannya ya di masjid.

Beliau punya banyak jalan yang legal untuk bisa membangun istana. Di
Mekkah nikah dengan janda kaya, di Madinah jadi kepala negara, punya hak
prerogatif dalam mengatur harta ram pasan perang dan ada jatah dari Allah
untuk dipergunakan sekehendak beliau, belum hadiah dari raja-raja.
Tetapi mengapa beliau sering kelaparan, ganjal perut dengan batu,
puasa
sunnah niatnya siang hari, shalat sambil duduk menahan perih perut dan
seterusnya?


Ketika Indonesia sedang terpuruk, hutang lagi numpuk, rakyat banyak yang
mulai ngamuk, negara sedang kere, banyak yang antri beras, minyak tanah,
minyak goreng dll. Maka harga diri kita tidak bisa diangkat dengan
medali emas turnamen olah raga, sewa pemain asing, banyak seremonial
yang gonta-ganti baju seragam, baju dinas, merek mobil, proyek
mercusuar, dll, dsb, dst.

Bangsa ini akan naik harga dirinya kalo utang sudah lunas, kelaparan
tidak ada lagi, tidak ada pengamen dan pengemis, tidak ada lagi WTS
(Wanita Tidak Sholat, di Malaysia "Wanita Tak Senonoh") , angka
kriminal
rendah, korupsi berkurang, punya posisi tawar terhadap kekuatan global.
Maka orang Deso (alias norak) tidak mampu mengatasi krisis karena tidak
bisa menjadikan krisis sebagai paradigma dalam menyusun APBD dan APBN.
Nah, karena yang
menyusun orang-orang norak maka asumsi dan paradigma
yang dipakai adalah negara normal atau bahkan mengikut negara maju.

Bayangkan ada daerah yang menganggarkan sepak bola 17 milyar sementara
anggaran kesra-nya 100 juta, wiiieh!

Akhirnya penyakit norak ini menjadi wabah yang sangat mengerikan dari
atas sampai bawah :
- Orang bisa antri raskin sambil pegang HP
- Pelajar bisa nunggak SPP sambil merokok
- Orang tua lupa siapkan SPP, karena terpakai untuk beli tv dan kulkas
- Orang bule mabuk krn kelebihan uang, orang kampung mabuk beli minuman
patungan
- Pengemis bisa pake walkman sambil goyang kepala
- Para pengungsi bisa berjoged dalam tendanya
- Orang beli gelar akademis di ruko-ruko tanpa kuliah
- Ijazah S3 luar negeri bisa di beli sebuah rumah petakan gang sempit di
Cibubur
- Kelihatannya orang sibuk ternyata masih sering keluar masuk McDonald
- Kelihatannya orang penting, ternyata sangat tahu
detail dunia
persepakbolaan.
- Kelihatan seperti aktivis tapi habis waktu untuk mencetin HP
- 62 tahun merdeka, lomba-lombanya masih makan kerupuk saja
- Agar rakyat tidak kelaparan maka para pejabatnya dansa dansi di acara
tembang kenangan.
- Agar kampanye menang harus berani sewa bokong-bokong bahenol ngebor
- Agar masyarakat cerdas maka sajikan lagu goyang dombret dan wakuncar
- Agar bisa disebut terbuka maka harus bisa buka-bukaan
- Agar kelihatan inklusif maka hrs bisa menggandeng siapa saja, kalo
perlu jin Tomang jg digandeng

Yang lebih mengerikan lagi adalah supaya kita tidak terlihat kere, maka
harus bisa tampil keren. Makin kiamatlah kalo si kere tidak tahu dirinya
kere.


Dikutip dari Ika S. Creech orang Indonesia yang sekarang hidup di Perancis
posted by nYit2_mechakuchan @ 20.52  
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home
 
Siapa saya

Name: nYit2_mechakuchan
Home: Semarang panas sekaleeee, Indonesia
About Me: WH0 AM I??? this a ridlle for you
See my complete profile
Previous Post
Archives
Shoutbox

Ini adalah blog yang berisi cerita-cerita gobL0g tidak penting Mechakuchan ho5 patut dibaca dan rasakan efekna (diare berkepanjangan).

Patut dicoba nak!
Powered by
Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x

Free Blogger Templates

BLOGGER

© MechaKuchan b0arD . Template by Isnaini Dot Com